13 Hal Yang Diharapkan Istri Dari Seorang Suami - Hampir semua wanita ingin mendapat kasih sayang, pujian, dan perhatian dari suami.Di bawah ini ada 13 harapan istri yang patut menjadi perhatian para suami.
1. Mengingat Hari-hari Istimewa Dalam Keluarga
Entah itu hari ulang tahun istri, hari pernikahan, atau ulang tahun anak. Idealnya, memang suami mengingat hari-hari istimewa ini.
2. Memberikan pujian
Pada prinsipnya hampir semua wanita ingin mendapat kasih sayang, pujian, dan perhatian dari suami. “Perhatian itu bisa berupa hal-hal kecil, seperti menelepon istri, memberi surprise di hari istimewanya, bahkan sekadar memuji masakan buatannya.” Hal-hal seperti ini dapat lebih menggugah cinta istri dan membuat ia lebih jatuh cinta lagi pada suami. Sebab, bagi istri bukan semata-mata materi, tapi justru hal-hal yang sifatnya psikologis yang lebih penting.
Tak ada salahnya suami memperhatikan ini. Toh, bila suami bisa mengambil hati istri, biasanya istri mau melakukan apa pun bagi suaminya. Namun dalam memuji harus yang wajar aja. Tidak berlebihan dan juga diiringi dengan tingkah laku manis. Jangan hari ini memuji istrinya yang pintar masak, tapi begitu masakan kurang garam, suami memaki.hehe..
3. Memberi dukungan dan membela istri
Harapan ini memang sudah menjadi tugas suami. Habis mau membela siapa lagi kalau bukan membela istri? Hanya saja, istri pun kalau ada masalah dengan mertua atau ipar, juga tak memojokkan suami seolah berkata, “Ayo mau bela siapa?” Tapi suami harus bisa senetral mungkin melihat situasi yang objektif. Jangan sampai karena suami anak mami, lalu memprioritaskan ibunya. Kalau memang istri perlu dibela, karena ada yang tak benar dilakukan orang tua, seharusnya suami membela istri. Kalau istrinya yang salah, maka suami memberitahu istri dengan baik, misal, “Kamu sebetulnya salahnya begini. Sepertinya kalau bersikap seperti itu, tak baik.” Jangan mengatakan, “Kamu menantu yang kurang ajar!” Karena hal ini bisa membuat istri terluka dan sakit hati.
4. Gantian mengasuh anak
“Mengasuh anak itu melelahkan, belum lagi istri pun harus mengurus rumah tangga juga. Jadi wajar kalau istri berharap suami menggantikan beberapa saat saja.” Bila dipenuhi, tentu istri akan senang. Bisa ketika suami pulang kantor gantian pegang anak atau ketika sedang libur membebaskan istri untuk pergi belanja atau ke salon. Sedangkan kalau keduanya bekerja, perlu dirundingkan untuk membagi waktu dan tugas di antara keduanya. Jangan sampai urusan anak dipegang babysitter .
5. Lebih banyak waktu terhadap keluarga
Wajar bila istri kepenginnya sering berada bersama-sama dengan suami. Seyogyanya bisa dipenuhi oleh suami. Memang suami harus bekerja, tapi istri berharap setelah itu suami memberi waktu untuk istri dan keluarga. Pun di hari-hari liburnya. Walau terkadang, suami harus lembur sampai malam atau di hari libur, tapi jika bukan prioritas mendesak, istri ingin suaminya bisa pulang ke rumah lebih cepat.
6. Tidak tergila-gila dengan hobinya
Ada, lo, suami yang suka lupa waktu dengan hobinya, misal asyik di depan internet atau mengutak-utik mobil. “Ini berarti, suami masih bersifat kekanak-kanakan. Suami harus menyadari kalau dia sudah menikah, ia dituntut untuk tidak seperti dirinya di masa lalu, tapi sebagai pribadi yang sudah lebih mature dan bertanggung jawab untuk keluarganya.”
Bukan berarti suami tak boleh melakukan hobinya, lo, tapi harus dilihat nilai pentingnya dalam keluarga. Karena ada kalanya hobinya tak efektif dan membuang-buang waktu serta uang saja. Lain hal bila hobinya berkebun, yang hasilnya bisa mendatangkan rejeki. Bahkan istri pun bisa terjun bersama.
7. Tidak genit, tak main mata dengan wanita lain, dan tidak selingkuh
Tak ada istri yang ingin suaminya tak setia, bukan? Lain hal jika suami punya nilai religius yang tinggi, biasanya berada di mana pun si istri bisa merasa aman. Sebab, suami punya pegangan agama dan takut pada Tuhan, sehingga dia akan baik-baik saja. Jangan salah, bila suami tak setia, feeling istri biasanya sangat kuat. Bisa dilihat pula dari perubahan tingkah laku suami. Entah jadi lebih sayang pada istri atau justru tak peduli.
8. Tidak sering pergi malam bersama teman-temannya
Hal ini memang tak disukai istri, karena di tempat remang-remang lebih banyak cobaannya. Meski mulanya tak apa-apa, tapi kalau lama-lama, bisa tergoda juga. Bukankah tak hanya istri yang harus memupuk cinta, suami pun harus menjaganya?
“Kemukakan hal ini pada suami untuk dicari jalan keluarnya. Kalau suami tak mau mengubah diri, istri yang harus mau berubah pikiran atau ambil jalan tengah.” Misal, istri ikut bila suami pergi untuk juga kenal dengan teman-teman suami.
9. Suami jujur
Ini memang harapan kaum istri. Hanya saja perlu dipikirkan, siapkah mendengar sesuatu yang jujur? Misal, suami punya track record sebagai playboy . Siapkah istri kalau suami cerita petualangannya di masa lalu? Nah, kalau istri tak siap, ya, terima saja suami apa adanya.
Memang, bila suami punya track record seperti itu, istri akan selalu dihantui kecurigaan dan ketakutan, suami main mata dengan wanita lain. Tinggal istri mengatur dirinya. “Terima suami apa adanya, tanpa mengungkit masa lalunya. Yang penting, sekarang dan seterusnya suami adalah miliknya.” Sebaiknya kalau memang tak ingin punya suami seperti ini, penyensoran dilakukan sebelum menikah.
10. Tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk
Seperti merokok, tidak ganti baju sepulang kantor, menyimpan kaos kaki sembarangan, main judi, minum minuman keras, ataupun pencandu obat. “Harapan ini agar dikomunikasikan dengan baik, tidak dengan omelan, menyindir, dan memarahi. Kalau tidak, alih-alih berubah, tapi malah tambah parah.” Jadi, sebaiknya kalau sedang berusaha meminta suami mengubah kebiasaannya, jangan katakan, “Kamu selalu” Tapi katakan, “Saya kepengin.” Atau, “Sepertinya akan lebih baik jika.” Jadi kita lontarkan apa yang kita inginkan.
Bila suami memang bermasalah, seperti suka main judi, mabuk-mabukan, atau kecanduan obat, istri harus menyadarkan suami bahwa itu kebiasaan buruk yang merusak dirinya dan menganggu kehidupan keluarga. Mungkin istri bisa membawanya ke profesional, seperti psikolog atau ke dokter. Kalau suami mau melakukan itu dan istri mau bekerja sama dalam proses pemulihan, mungkin harapan istri bisa tercapai.
11. Royal memberi uang belanja
Setiap keluarga punya kebijakan keuangan. Ada suami yang menyerahkan semua uangnya pada istri untuk dikelola, ada pula yang pakai sistem jatah, bahkan ada yang sangat pelit hingga hanya memberi uang belanja ala kadarnya. Kalau istri mau uang belanja lebih, maka pintar-pintarnya istri merayu suami. Prinsipnya, mengkomunikasikan dan ada saling pengertian.
12. Suami mendengar nasehat istri
Karena istri adalah rekan hidupnya, suami memang harus minta pendapat istri dalam mengambil keputusan. Tapi istri juga mesti mengetahui, tak semua suami bisa melakukan seperti itu, tergantung latar belakangnya. “Kalau suami dari keluarga yang demokratis, mungkin lebih mudah melakukannya dibanding yang dari keluarga yang ayahnya seorang pemegang keputusan, tanpa perlu minta pendapat ibunya.”
Kalau istri ingin suami mendengar nasehatnya, istri harus pintar mengambil hati suaminya. Misal, bicara seperti halnya seorang kekasih, yaitu dengan penuh afeksi, sehingga suami akan tergugah dan mendengarkan nasehat istri.
13. Membantu keluarga besar istri
Boleh-boleh saja suami membantu mertua dan ipar. Begitu pula sebaliknya, istri pada keluarga suaminya. Hanya saja perlu diingat, bila sudah menikah, maka yang terpenting adalah keluarga inti: istri, suami, dan anak.
Bukan berarti, keluarga diabaikan. Tapi bukanlah prioritas utama. Kalau suami bisa bantu, maka bantulah. Jadi, “istri janganlah menuntut kelewat tinggi, misalnya suami memperhatikan ibunya, menyekolahkan adiknya, memberi modal kakaknya, dan segala macam.”
SUMBER
1. Mengingat Hari-hari Istimewa Dalam Keluarga
Entah itu hari ulang tahun istri, hari pernikahan, atau ulang tahun anak. Idealnya, memang suami mengingat hari-hari istimewa ini.
2. Memberikan pujian
Pada prinsipnya hampir semua wanita ingin mendapat kasih sayang, pujian, dan perhatian dari suami. “Perhatian itu bisa berupa hal-hal kecil, seperti menelepon istri, memberi surprise di hari istimewanya, bahkan sekadar memuji masakan buatannya.” Hal-hal seperti ini dapat lebih menggugah cinta istri dan membuat ia lebih jatuh cinta lagi pada suami. Sebab, bagi istri bukan semata-mata materi, tapi justru hal-hal yang sifatnya psikologis yang lebih penting.
Tak ada salahnya suami memperhatikan ini. Toh, bila suami bisa mengambil hati istri, biasanya istri mau melakukan apa pun bagi suaminya. Namun dalam memuji harus yang wajar aja. Tidak berlebihan dan juga diiringi dengan tingkah laku manis. Jangan hari ini memuji istrinya yang pintar masak, tapi begitu masakan kurang garam, suami memaki.hehe..
3. Memberi dukungan dan membela istri
Harapan ini memang sudah menjadi tugas suami. Habis mau membela siapa lagi kalau bukan membela istri? Hanya saja, istri pun kalau ada masalah dengan mertua atau ipar, juga tak memojokkan suami seolah berkata, “Ayo mau bela siapa?” Tapi suami harus bisa senetral mungkin melihat situasi yang objektif. Jangan sampai karena suami anak mami, lalu memprioritaskan ibunya. Kalau memang istri perlu dibela, karena ada yang tak benar dilakukan orang tua, seharusnya suami membela istri. Kalau istrinya yang salah, maka suami memberitahu istri dengan baik, misal, “Kamu sebetulnya salahnya begini. Sepertinya kalau bersikap seperti itu, tak baik.” Jangan mengatakan, “Kamu menantu yang kurang ajar!” Karena hal ini bisa membuat istri terluka dan sakit hati.
4. Gantian mengasuh anak
“Mengasuh anak itu melelahkan, belum lagi istri pun harus mengurus rumah tangga juga. Jadi wajar kalau istri berharap suami menggantikan beberapa saat saja.” Bila dipenuhi, tentu istri akan senang. Bisa ketika suami pulang kantor gantian pegang anak atau ketika sedang libur membebaskan istri untuk pergi belanja atau ke salon. Sedangkan kalau keduanya bekerja, perlu dirundingkan untuk membagi waktu dan tugas di antara keduanya. Jangan sampai urusan anak dipegang babysitter .
5. Lebih banyak waktu terhadap keluarga
Wajar bila istri kepenginnya sering berada bersama-sama dengan suami. Seyogyanya bisa dipenuhi oleh suami. Memang suami harus bekerja, tapi istri berharap setelah itu suami memberi waktu untuk istri dan keluarga. Pun di hari-hari liburnya. Walau terkadang, suami harus lembur sampai malam atau di hari libur, tapi jika bukan prioritas mendesak, istri ingin suaminya bisa pulang ke rumah lebih cepat.
6. Tidak tergila-gila dengan hobinya
Ada, lo, suami yang suka lupa waktu dengan hobinya, misal asyik di depan internet atau mengutak-utik mobil. “Ini berarti, suami masih bersifat kekanak-kanakan. Suami harus menyadari kalau dia sudah menikah, ia dituntut untuk tidak seperti dirinya di masa lalu, tapi sebagai pribadi yang sudah lebih mature dan bertanggung jawab untuk keluarganya.”
Bukan berarti suami tak boleh melakukan hobinya, lo, tapi harus dilihat nilai pentingnya dalam keluarga. Karena ada kalanya hobinya tak efektif dan membuang-buang waktu serta uang saja. Lain hal bila hobinya berkebun, yang hasilnya bisa mendatangkan rejeki. Bahkan istri pun bisa terjun bersama.
7. Tidak genit, tak main mata dengan wanita lain, dan tidak selingkuh
Tak ada istri yang ingin suaminya tak setia, bukan? Lain hal jika suami punya nilai religius yang tinggi, biasanya berada di mana pun si istri bisa merasa aman. Sebab, suami punya pegangan agama dan takut pada Tuhan, sehingga dia akan baik-baik saja. Jangan salah, bila suami tak setia, feeling istri biasanya sangat kuat. Bisa dilihat pula dari perubahan tingkah laku suami. Entah jadi lebih sayang pada istri atau justru tak peduli.
8. Tidak sering pergi malam bersama teman-temannya
Hal ini memang tak disukai istri, karena di tempat remang-remang lebih banyak cobaannya. Meski mulanya tak apa-apa, tapi kalau lama-lama, bisa tergoda juga. Bukankah tak hanya istri yang harus memupuk cinta, suami pun harus menjaganya?
“Kemukakan hal ini pada suami untuk dicari jalan keluarnya. Kalau suami tak mau mengubah diri, istri yang harus mau berubah pikiran atau ambil jalan tengah.” Misal, istri ikut bila suami pergi untuk juga kenal dengan teman-teman suami.
9. Suami jujur
Ini memang harapan kaum istri. Hanya saja perlu dipikirkan, siapkah mendengar sesuatu yang jujur? Misal, suami punya track record sebagai playboy . Siapkah istri kalau suami cerita petualangannya di masa lalu? Nah, kalau istri tak siap, ya, terima saja suami apa adanya.
Memang, bila suami punya track record seperti itu, istri akan selalu dihantui kecurigaan dan ketakutan, suami main mata dengan wanita lain. Tinggal istri mengatur dirinya. “Terima suami apa adanya, tanpa mengungkit masa lalunya. Yang penting, sekarang dan seterusnya suami adalah miliknya.” Sebaiknya kalau memang tak ingin punya suami seperti ini, penyensoran dilakukan sebelum menikah.
10. Tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk
Seperti merokok, tidak ganti baju sepulang kantor, menyimpan kaos kaki sembarangan, main judi, minum minuman keras, ataupun pencandu obat. “Harapan ini agar dikomunikasikan dengan baik, tidak dengan omelan, menyindir, dan memarahi. Kalau tidak, alih-alih berubah, tapi malah tambah parah.” Jadi, sebaiknya kalau sedang berusaha meminta suami mengubah kebiasaannya, jangan katakan, “Kamu selalu” Tapi katakan, “Saya kepengin.” Atau, “Sepertinya akan lebih baik jika.” Jadi kita lontarkan apa yang kita inginkan.
Bila suami memang bermasalah, seperti suka main judi, mabuk-mabukan, atau kecanduan obat, istri harus menyadarkan suami bahwa itu kebiasaan buruk yang merusak dirinya dan menganggu kehidupan keluarga. Mungkin istri bisa membawanya ke profesional, seperti psikolog atau ke dokter. Kalau suami mau melakukan itu dan istri mau bekerja sama dalam proses pemulihan, mungkin harapan istri bisa tercapai.
11. Royal memberi uang belanja
Setiap keluarga punya kebijakan keuangan. Ada suami yang menyerahkan semua uangnya pada istri untuk dikelola, ada pula yang pakai sistem jatah, bahkan ada yang sangat pelit hingga hanya memberi uang belanja ala kadarnya. Kalau istri mau uang belanja lebih, maka pintar-pintarnya istri merayu suami. Prinsipnya, mengkomunikasikan dan ada saling pengertian.
12. Suami mendengar nasehat istri
Karena istri adalah rekan hidupnya, suami memang harus minta pendapat istri dalam mengambil keputusan. Tapi istri juga mesti mengetahui, tak semua suami bisa melakukan seperti itu, tergantung latar belakangnya. “Kalau suami dari keluarga yang demokratis, mungkin lebih mudah melakukannya dibanding yang dari keluarga yang ayahnya seorang pemegang keputusan, tanpa perlu minta pendapat ibunya.”
Kalau istri ingin suami mendengar nasehatnya, istri harus pintar mengambil hati suaminya. Misal, bicara seperti halnya seorang kekasih, yaitu dengan penuh afeksi, sehingga suami akan tergugah dan mendengarkan nasehat istri.
13. Membantu keluarga besar istri
Boleh-boleh saja suami membantu mertua dan ipar. Begitu pula sebaliknya, istri pada keluarga suaminya. Hanya saja perlu diingat, bila sudah menikah, maka yang terpenting adalah keluarga inti: istri, suami, dan anak.
Bukan berarti, keluarga diabaikan. Tapi bukanlah prioritas utama. Kalau suami bisa bantu, maka bantulah. Jadi, “istri janganlah menuntut kelewat tinggi, misalnya suami memperhatikan ibunya, menyekolahkan adiknya, memberi modal kakaknya, dan segala macam.”
SUMBER
Related Posts :
0 komentar:
Posting Komentar