Tapi jangan khawatir Moms, asal dibiasakan sejak dini kemampuan bekerjasama pun akan tumbuh dengan sendirinya. Seperti apa caranya? Farah Farida Tantiani, M.Psi dan Dra. Sofia Hartati, M.Si, akan menjelaskannya!
Latih sejak dini
Kerjasama adalah saling membantu, saling membutuhkan dalam melakukan sesuatu untuk tujuan bersama. Bekerjasama merupakan perilaku Emotional Intelligence (EQ) yang tinggi, karena anak memahami perasaan orang lain dan berusaha untuk membina hubungan baik dengan pihak lain.
Namun, bukan berarti kemampuan bekerjasama akan tumbuh dengan sendirinya saat anak dewasa kelak. Bekerjasama haruslah dipupuk sejak dini. Karena, bila sewaktu kecil anak sudah (dibiarkan) menjadi pribadi yang individualis, bukan tidak mungkin saat besar nanti dia akan sulit bekerjasama dengan orang lain.
Sebenarnya potensi kemampuan bersosialisasi yang merupakan cikal bakal kerjasama, sudah ada sejak anak itu lahir.
Hanya saja, potensi tersebut harus dikembangkan sejak dini agar bisa muncul pada diri anak. Mengenai kapan tepatnya anak diajarkan kerjasama adalah ketika anak mulai dapat bermain dengan teman sebaya dalam kelompoknya.
Dari hal sederhana
Mengajarkan kerjasama untuk anak usia sekolah tentu berbeda dengan menerapkan kerjasama pada orang dewasa. Dengan mendidik anak bekerjasama berarti mengajarkan kepada anak bahwa dia membutuhkan orang lain.
Memang tidak mudah bagi anak untuk menerima kehadiran orang lain, apalagi yang akan meminta sesuatu darinya. Sehingga sangat dibutuhkan kesabaran orangtua.
Mengajarkan bentuk kerjasama kepada anak umumnya lebih sederhana, seperti mengajarkan perduli dan berbagi kebutuhan bersama. Moms bisa membuat sedemikian rupa agar anak dapat menerima kehadiran orang lain.
Misalnya dengan cara, membiarkan anak untuk selalu bermain bersama teman-temannya. Ciptakan situasi-situasi yang akan membuat anak membutuhkan teman untuk bermain bersama.
Jika berada di sekolah, mengajarkan bekerjasama bisa lewat belajar atau kerja kelompok. Dalam belajar kelompok, anak dapat membantu temannya yang kesulitan dalam memahami pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru di sekolah.
Sedangkan dalam kerja kelompok, anak dapat belajar bahu-membahu dalam menyelesaikan tugas yang sudah diberikan oleh guru. Dalam kelompok tersebut, anak juga bisa terlibat menjadi seorang pemimpin maupun sebagai seorang anggota kelompok.
Sehingga, selain belajar mengenai materi yang ditugaskan mereka juga belajar peran sebagai bagian dari kelompok yang harus bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
Tips sukses mengajarkan kerjasama
- Anak tidak boleh lepas sosialisasi. Sosialisasi awal anak pada lingkungan keluarga.
- Berikan kondisi yang membuat anak merasa nyaman. Contohnya jika anak sering diperlakukan kasar, seperti dibentak, anak cenderung menjadi berpikiran negatif. Otomatis anak sulit untuk diajak bekerjasama.
- Pahamilah bahwa masa anak memang masa egosentris. Itu bukanlah sesuatu yang harus dilawan tetapi diatasi dengan penuh kesabaran, keteladanan, pengertian yang matang terhadap perkembangan anak juga menciptakan situasi-situasi yang membuat anak itu mau bermain dengan orang lain. Bisa dengan adik, kakak, orangtua, maupun dengan teman.
- Berikan permainan yang dapat membuat anak bekerja bersama-sama, seperti bermain balok. Jika di luar ruangan, bisa bermain ayunan bersama-sama. Yang satu mengayun, yang lain naik ayunan; lalu bergantian.
- Orangtua tetap kreatif dan tidak bosan untuk menyediakan kesempatan-kesempatan dimana anak itu bisa bergaul dengan orang lain. Anak jangan dikurung dan dibiarkan sendirian.
- Orangtua menjadi figur bagi anak. Bukan hanya pandai bicara tetapi memberikan teladan yang baik untuk anak.
- Biasakan anak melakukan kegiatan kerjasama di lingkup rumah dengan seperti membersihkan rumah. Lakukan dengan rutin hal ini bisa menumbuhkan kebiasaan kerjasama yang baik bagi anak.
- Berikan contoh kepada anak. Misalnya, ayah tidak ragu membantu ibu di dapur untuk ikut masak bersama-sama. Sedangkan di sekolah, guru bisa membuat anak berada dalam kelompok yang berbeda-beda jika memberikan tugas kelompok.
- Anak juga bisa dimotivasi mengikuti berbagai kegiatan kesiswaan yang ada di sekolah misalnya.
- Ingatkan bahwa bekerjasama ada banyak cara, entah cara positif atau negatif.
(Sumber: Mom & Kiddie)
Related Posts :
0 komentar:
Posting Komentar